SENYUMAN KHARISMATIK
_Ilmu hikmah_
Wayan Supadno
Adik - adik kawula muda, kali ini saya berbagi pengalaman saya pribadi menyimak para insan sukses di negeri kita ini. Ini sangat perlu diketahui dan perlahan tapi pasti anda akan membutuhkan ilmu ini. Yaitu ilmu bahasa tubuh.
Sering kali bahasa tubuh manusia jauh lebih mumpuni dan mencakup dibandingkan bahasa verbal. Apalagi jika levelnya sudah papan atas. Misal jadi pengusaha yang karyawannya puluhan ribu orang.
Sudah 3 kali saya dapat undangan perusahaan raksasa. Holding. Jadi narasumber hal pupuk hayati dan cetak kebun. Menyenangkan diskusi dengan konglomerat. Ketiganya penuh kharismatik. Hemat bicara. Kalau bicara diseleksi hanya yang bermutu saja.
Ketiganya bukan hanya kaya harta hingga puluhan triliun dan mampu memberdayakan puluhan ribu karyawan. Tapi juga rendah hati, beretika tinggi dan kharismatik. Senyuman dan kerlingan mata, semua bermakna. Efektif sekali.
Konkretnya ;
Sebuah perusahaan dalam 1 groupnya, ada Divisi Riset dan Development. Tentu ratusan orang pesertanya semua alumni pasca sarjana, baik kampus top dalam negeri maupun luar negeri. Karena jadi insan peneliti di perusahaan raksasa tersebut.
Saat Top Leadernya, Sang Owner hadir dalam ruangan acara tersebut. Spontan diam semua. Hening sunyi senyap. Semua menaruh rasa hormat yang tinggi. Nampak lahir batinnya, bukan hormat kemasan belaka. Padahal tanpa banyak bicara dan penuh senyum.
Begitu juga saat ada undangan di perusahaan raksasa lain lagi. Kami membahas kajian pra investasi kelapa genjah. Semua General Manager dan Direksi dilibatkan dalam acara serius di ruangan VIP kantor tersebut. Sebelum Ownernya hadir, gemuruh.
Tapi begitu Owner nya hadir. Kontan hikmat. Serius produktif. Saat gelar debat argumentasi sesuai bidangnya. Ada salah satu direkturnya kurang tepat penjelasannya. Hanya dengan tatapan mata nuansa beda saja, mimiknya merah menyala. Tanpa kata - kata.
Ilmu hikmah dari dua kejadian di atas. Nampak jelas bahwa pengalaman mempraktikkan leadership sangat berpengaruh pada kewibawaan dan kharismatiknya seseorang. Bukan semata - mata karena pendidikan formalnya saja. Itulah dunia nyata.
Begitu juga jajaran direksi dan peneliti di perusahaan raksasa tersebut. Betapa sangat pentingnya arti dan manfaat dari sebuah kepercayaan. Makin tinggi posisi, makin menanggalkan peran teknis dan makin mengedepankan karena dipercaya. Ini esensi leadership.
Ilmu hikmah terakhir, terpenting. Ternyata setelah jadi pendekar, jauh lebih tenang tidak ribut cengeng. Lebih menyenangkan di mata orang lain, tidak menjengkelkan. Kesan humanis universalnya makin nampak dan mudah dirasakan oleh orang lain. Selalu kontrol mutu bicara dan sikapnya.
Kawula muda, selamat mengawali kontrol mutu diri. Selektif. Makin humanis dan upaya bermanfaat bagi orang lain. Itu bisa didapat karena proses konsisten waktu lama dan tidak cukup pelajaran di buku saja. Tapi juga butuh belajar di Universitas Kehidupan, Fakultas Ilmu Hikmah. Selamat mengawali.
Salam 🇮🇩
Wayan Supadno
Pak Tani
HP 081586580630
Komentar
Posting Komentar